Riqqoh Ambarani

Hello World.

Museum Fatahilah

Gunadarma

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, 24 March 2016

KEHIDUPAN DI BUMI

KEHIDUPAN DI BUMI




  
A.PENDAHULUAN
          Awal mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama kelamaan dunia ini penuh dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Sejarah kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi bukti yang paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi. Makroevolusi merupakan perubahan dalam skala besar diatas tingkatan spesies yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan fosil ditemukan tertanam dalam batuan sediment. Melalui prose alami yang panjang, sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata (tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi ilmuwan untuk menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi kasus yang mempelajari catatan fosil disebut paleontology. Dibawah ini adalah beberapa teori asal mula kehidupan dibumi.
Bumi kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang secara perlahan – lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.

B. TEORI
          1.TEORI TERJADINYA ALAM SEMESTA DAN PENCENTUSNYA
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai dibumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori itu dikelompokkan menjadi dua berikut ilmuwan-ilmuwan pencetusnya:
1. Teori Nebulae atau Teori Kabut.
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
2. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Forest R. Moulton pada tahun (1878-1952) seorang astronom. Disebut Planetisimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang tadi dan matahari. Pada waktu bintang tiu menjauh sebagian massa matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lain berhamburan disekeliling matahari, maka inilah yang disebut dengan planetisimal yang kenal menjadi planet-planet yang eredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut
Sir james Jeans (1877-1946) dan Harrold Jeffreys (1891) keduanay dari Inggris, teorii inii hampir sama dengan teorri planet desimal. Setelah bintabng itu beerlalu dengan gaya tarik bintang yang besar padda permukaan matahari terjadi proses pasang surut, seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi kaibat daya tarik bulan. Bagian masa matahari itu membentuk cerutu yang menjorik ke arah bintang. Bersamaan dengan semakin menjauhnya bintang itu, mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas disekitar matahari dengann ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet. Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet dibagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan neptunus merupakan planet-planet raksasa sedangkan dibagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran planet-planet itu karena pecahan gas adari matahari yang berbentuk cerutu, maka besar planet-planet tersebut berbeda-beda antara yang terdekat dan yang terjauh dan besar dibagian tengahnya.
4. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
5. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Orang yang dipercaya sebagai pencipta teori ini adalah George Lemaitre (1920 an ) seorang ahli astronomi dari Belgia. Ia menyatakan bahwa kira-kira 15 milyar tahun yang lalu semua materi di angkasa menyatu dan memadat (terkondensasi) membentuk satu bentukan yang mengecil. Selanjutnya massa ynag mengecil ini meledak dengan ledakan yang hebat, kemudian partikel-partikel dari zat itu bertaburan ke semua arah dan membentuk alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta ini telah diciptakan kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang lalu. Ia terbentuk dari ledakan-ledakan kosmikyang bertaburan ke seluruh arah di alam makrokosmos.
Teori Big Bang ini kemudian diperjelas dengan ditemukannya bahwa alam semesta i ni mengembang seolah-olah melarikan diri dari kita dengan kecepatan yang sangat tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Edwin Hubble seorang ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson. Menurutnya, bahwa galaksi yang telah diamati sebenarnya menjauhi kita dan menjauhi yang lain dengan kecepatan samapi beberapa ribu km per detik.








 
6. Teori Awan Kabut
Dikemukan oleh Carl Von Weeizsaker (1940) dan disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Tata surya terbentuk oloeh gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik pada bagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi mataharisementara bagian yang luar berputar sangat cepat kemudian menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.
7. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang membentuk atom-atom hedrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasadi antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.Sampai sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk menggambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya memang akan terjawab, tetapi setelah itu akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah yang terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas. Seringkali kita mencapai suatu pertanyaan yang mendasar sekali, yang akhirnya membuat hati kita kagum, heran, takzim, sampai pada suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa Tuhan di alam semesta ini.

            2. TEORI ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS
                        A.Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama beberapa abad.Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.aristotelesAristoteles (384-322 SM)Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John Needham.leuwenhoekAntonie Van Leeuwenhoekmikroskop anthonieMikroskop ciptaan Antonie Van Leeuwenhoek
B. Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.

C.PERCOBAAN YANG DILAKUKAN PARA PENCETUS TEORI TERJADINYA BUMI
            Berikut beberapa hipotesis atau teori tentang dari mana asal kehidupan di Bumi :
1.    Hidup dari Tuhan
Pendapat ini lebih dikenal dengan paham, Penciptaan Khusus yang mengandung arti bahwa Tuhan langsung turun tangan. Ilmuwan Tidak menolak anggapan ini, tetapi semacam itu diluar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Pendapat ini dikenal dengan sebutan Teori Transedental , yang berpendapat bahwa semua ciptaan dari sisi “Religi “ adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan itu luar jangkauan sains.
Teori Asal-usul Kehidupan di Bumi
·            Teori Kosmozoa
Teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang jatuh.
·         Teori Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
·         Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
·         Teori Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
·         Teori Transendental
Teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.

Perubahan secara bertahap dari semua makhluk hidup itu, terjadi perlahan dan terus – menerus dan disebut dengan evolusi. Evolusi yang terjadi di bumi ini tidak berlangsung secara cepat tapi bertahun – tahun dan sampai sekarang kehidupan dibumi berlangsung Dibawah ini adalah beberapa Zaman asal mula kehidupan dibumi bumi :
1. Era arkea /archean (4600-2500 juta tahun)
Pada era arkean bumi terbentuk melalui proses evolusi biokimiawi yang selanjutnya proses tersebut menghasilkan sel pertama dan menghasilkann organisme pertama.
2. Era proteozoikum/proterozoic (2500-544 juta tahun)
Pada era ini bumi terbentuk melalui sel prokarya, lalu sel prokarya menghasilkan bakteri penghasil oksigen yg berguna bagi seluruh kehidupan manusia.Selain itu bumi juga terbentuk melelui sel eukaryota pertama yg mengahasilkan protista yg terbagi menjadi ;profita,protozoa,hewan overtabrata muncul.
3. Era Palezoikum/paleozoic (544-250 juta tahun)
Pada zaman ini muncul hewan hewan bertulang belakang seperti arthropoda, vertebrata. contoh : ikan, reptil dan fungi
4. Era Mesozoikum/mesozoic (250-60 juta tahun)
Pada zaman ini muncul hewan – hewan dinosaurus kecil lalu besar dan lama kelaman pada zaman ini semua hewan dinosaurus punah
5. Era senozoikum/cenozoic (65 juta tahun)
Pada zaman ini mulai muncul mamalia kecil dan tak lama muncul mamalia besar . dan pada eara ini muncul hewan primata seperti monyet ,karena monyet merupakan nenek moyang manusia yg disebut manusia purba lalu muncul manusia pertama dan muncul manusia modern.

D.ANALISIS
          Bahwa Asal mula kehidupan itu sampai sekarang masih diperdebatkan dan belum diketahui dengan pasti dari mana dan kapan evolusi kehidupan telah ada.
ü  Kehidupan telah menciptakan peradaban baru bagi makhluk hidup.
ü  Kehidupan sangat diperlukan makhluk hidup untuk melestarikan jenisnya.
ü  Semua makhluk hidup mengalami Evolusi dari masa ke masa.

E.REFERENSI


METODE ILMIAH




METODE ILMIAH



A.PENDAHULUAN
                  Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research)
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

B.TEORI

          1.PENGETAHUAN ILMIAH DAN PENGETAHUAN TIDAK ILMIAH

                        Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya.
Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
Perbedaan Penelitian Berdasarkan Keilmiahan :
1.      Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti.
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain.
2.      Penelitian Non Ilmiah
a. Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Sebagian penelitian yang non ilmiah didapati pada bidang garapan sebagai berikut :
1. Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
2. Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)
3. Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
4. Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)
5. Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
b. Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) :
Variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/ menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.Syarat-syarat/kriteria agar suatu penelitian dikatakan sebagai Penelitian Ilmiah
Sifat atau ciri dari penelitian:
1. Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan
2. Aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
3. Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:
(1) Keinginan manusia,
(2) Permasalahan yang timbul,
(3) Ilmu pengetahuan, dan
(4) Metode ilmiah.
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5. Replikatif,
artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

2.LANGKAH – LANGKAH OPERASIONAL METODE ILMIAH
                        Metode ilmiah adalah cara atau prosedur dalam memperoleh pengatahuan secara ilmia. Langkah-langkah dalam menetapkan metode ini tidak dapat selalu harus urut, yang penting pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan umum hanya didasarkan atas data dan diuji dengan data bukan oleh keingan,prasangka, kepercayaa, atau pertimbangan lain.Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam memperlajari ilmu alamiah. Pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, yakni sifat rasional dan teruji, sehingga pengetahuan yang disusun dapat diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan cara berpikir induktif dan deduktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
Cara bepikir deduktif terkait dengan pengetahuan rasionalisme. Pengetahuan ini memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Rasionalisme adalah paham yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran.Cara berpikir induktif adalah cara berpikir ynag menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari pernyataan khusus. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup terabtas dalam menyusun argumentasi dan diakhiri dengan pernyataan bersifat umum. Cara berpikir induktif terkait dengan empirisme,dimana dibutuhkan fakta-fakta yang mendukung.
Dalam metode ilmiah pendekatan rasioanal digabungkan degnan perdekatan empiris. Secara sederhana hal ini berati bahwa semua teori limiah harus memenuhi 2 syarat utama yaitu:
a. harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dealam teori keilmuan secara keseluruhan.
b. harus cocok degnan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya jikatidak didukungoelh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.Langkah-langkah metode ilmiah :
a.            Perumusan msalah
yang dimaksud dengan masalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,atau bagaimanay tentang suatu obyek yang diteliti. Masalah ini harus jelas batasannya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya
b.            Penyusunan hipotesis
merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yand diajukan, materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan
c.            Pengujian hiptesis
merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah fakta-fakta tersebut mendukung hiptesis atau tidak
d.           Penarikan kesimpulan
penarikan kesimpulan didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta unutk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis diterima apabila fakta ynag dterkumpul itu mendukung hiptesis tersebut.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya, dianggap sebagai pengetahuan baru dan diterima sebagai bagian dari ilmu atau baigan dari teori ilmiah. Secra luas teori ilmiah dapat diartikan sebagai sautu penjelasan teoritis mengenai suatu gejalan alam tertentu.Pengetahuan ini kemudian dapat digunakan untuk penelahaan masalah lain,yaitu dapat dipakai sebagai premis dalam usaha kita menjelaskan berbagai gejala lain. Dengan demikian maka proses kegiatan ilmiah mulai berputar lagi.








3. KEUNGGULAN DAN KETRBATASAN SERTA PERANAN METODE ILMIAH    DALAM PERKEMBANGAN  ILMU PENGETAHUAN 


Sifat Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah:
a)      Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll. merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.
b)      Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
c)      Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.
d)     Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal.
e)      Dirancang,Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
f)       Akumulatif,Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

Keunggulan metode ilmiah :
a)      Mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia
b)      Kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus
Kengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses yang teratur di alam
c)      Dengan ilmu pengetahuan kita memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak
d)     Dengan ilmu pengetahuan kita tidak mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
e)      Dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti
f)       Dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah.


Kelemahan Metode Ilmiah :
a)  metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib),  dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
b)  terlalu bergantung pada objek yang ada
c)   metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai contoh ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi adalah 35 derajat c, namun apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca dan suhu
d)  kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain.
e)   membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.
f)    membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan alat bantu berupa peralatan yang menggunakan tehnologi canggih.
g)  dapat terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila muncul teori lain yang dianggap lebih berguna
h)  cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap teori selalu memiliki sisi positive dan negatif.

C.ANALISIS
          Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Peranan metode ilmiah :
a.metode ilmiah berperan untuk memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
b.sebagai landasan dalam melakukan suatu penelitian ilmiah
c.berperan dalam memberikan bukti yang konkrit terhadap suatu ilmu pengetahuan.

D.REFERENSI