KEHIDUPAN
DI BUMI
A.PENDAHULUAN
Awal mulanya
dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama kelamaan dunia ini penuh
dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi kehidupan
di dunia ini. Sejarah kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil. Fosil
telah menjadi bukti yang paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian
makroevolusi. Makroevolusi merupakan perubahan dalam skala besar diatas
tingkatan spesies yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama.
Kebanyakan fosil ditemukan tertanam dalam batuan sediment. Melalui prose alami
yang panjang, sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk
strata (tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi
ilmuwan untuk menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi kasus yang
mempelajari catatan fosil disebut paleontology. Dibawah ini adalah beberapa
teori asal mula kehidupan dibumi.
Bumi kita dahulu
terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang secara perlahan – lahan bumi
mengadakan kondensasi atau lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah
kerak atau kulit bumi. Bagian yang berbentuk cair membentuk samudera atau
hidrosfer, sedangkan bagian yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang
berbentuk padat disebut litosfer.
B.
TEORI
1.TEORI
TERJADINYA ALAM SEMESTA DAN PENCENTUSNYA
Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta
selalu tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna
dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka
ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai dibumi timbullah beberapa
teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori itu
dikelompokkan menjadi dua berikut ilmuwan-ilmuwan pencetusnya:
1. Teori Nebulae atau
Teori Kabut.
Hipotesis nebula
pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan
disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa
juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada
tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula
Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut
raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan
unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya
menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut
memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa
terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es
terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut
memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet
luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari
planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
2. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal
pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Forest R.
Moulton pada tahun (1878-1952) seorang astronom. Disebut Planetisimal yang
berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah
ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak,
pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak
terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang tadi dan matahari.
Pada waktu bintang tiu menjauh sebagian massa matahari itu jatuh kembali
kepermukaan matahari dan sebagian lain berhamburan disekeliling matahari, maka
inilah yang disebut dengan planetisimal yang kenal menjadi planet-planet yang
eredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut
Sir james Jeans
(1877-1946) dan Harrold Jeffreys (1891) keduanay dari Inggris, teorii inii
hampir sama dengan teorri planet desimal. Setelah bintabng itu beerlalu dengan
gaya tarik bintang yang besar padda permukaan matahari terjadi proses pasang
surut, seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi kaibat daya tarik
bulan. Bagian masa matahari itu membentuk cerutu yang menjorik ke arah bintang.
Bersamaan dengan semakin menjauhnya bintang itu, mengakibatkan cerutu itu
terputus-putus membentuk gumpalan gas disekitar matahari dengann ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet. Teori
ini menjelaskan mengapa planet-planet dibagian tengah seperti Yupiter,
Saturnus, Uranus dan neptunus merupakan planet-planet raksasa sedangkan
dibagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran planet-planet itu
karena pecahan gas adari matahari yang berbentuk cerutu, maka besar
planet-planet tersebut berbeda-beda antara yang terdekat dan yang terjauh dan
besar dibagian tengahnya.
4. Hipotesis Bintang
Kembar
Hipotesis bintang
kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang
hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
5. Teori Dentuman Besar
(Big Bang Theory)
Orang yang dipercaya
sebagai pencipta teori ini adalah George Lemaitre (1920 an ) seorang ahli
astronomi dari Belgia. Ia menyatakan bahwa kira-kira 15 milyar tahun yang lalu
semua materi di angkasa menyatu dan memadat (terkondensasi) membentuk satu
bentukan yang mengecil. Selanjutnya massa ynag mengecil ini meledak dengan
ledakan yang hebat, kemudian partikel-partikel dari zat itu bertaburan ke semua
arah dan membentuk alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta ini telah
diciptakan kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang lalu. Ia terbentuk dari
ledakan-ledakan kosmikyang bertaburan ke seluruh arah di alam makrokosmos.
Teori Big Bang ini
kemudian diperjelas dengan ditemukannya bahwa alam semesta i ni mengembang
seolah-olah melarikan diri dari kita dengan kecepatan yang sangat tinggi. Teori
ini dikemukakan oleh Edwin Hubble seorang ahli astronomi di Observatorium Mount
Wilson. Menurutnya, bahwa galaksi yang telah diamati sebenarnya menjauhi kita
dan menjauhi yang lain dengan kecepatan samapi beberapa ribu km per detik.
6. Teori Awan Kabut
Dikemukan oleh Carl Von
Weeizsaker (1940) dan disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Tata surya
terbentuk oloeh gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik pada
bagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian membentuk
cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya.
Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas
dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi mataharisementara bagian yang
luar berputar sangat cepat kemudian menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan
kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.
7. Teori Keadaan Tetap (Steady
State Theory)
Teori ini pertama kali
pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari
Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan
tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi
secara terus menerus datang membentuk atom-atom hedrogen dalam angkasa yang
membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjauhi kita
dalam ekspansinya.
Teori keadaan tetap ini
berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini, ruang angkasa
berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam
teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang
angkasadi antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna
menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu
ialah hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.Sampai
sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk menggambarkan masa depan
alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada
akhirnya memang akan terjawab, tetapi setelah itu akan selalu muncul
pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah yang terjadi jika kita bertanya tentang
alam semesta, kita tidak akan pernah puas. Seringkali kita mencapai suatu
pertanyaan yang mendasar sekali, yang akhirnya membuat hati kita kagum, heran,
takzim, sampai pada suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa Tuhan di alam
semesta ini.
2. TEORI
ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS
A.Teori
Abiogenesis
Teori
yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari
benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya
cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh
banyak orang selama beberapa abad.Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang
filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa
telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti
induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk
ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari
Lumpur.aristotelesAristoteles (384-322 SM)Menurut penganut paham abiogenesis,
makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori
abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis
dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang
pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara
spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah
kadung salah kaprah).
Paham
abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan
tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek
menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati
makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman
jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van
Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis.
Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi
judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John
Needham.leuwenhoekAntonie Van Leeuwenhoekmikroskop anthonieMikroskop ciptaan
Antonie Van Leeuwenhoek
B. Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan
dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori
ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
C.PERCOBAAN
YANG DILAKUKAN PARA PENCETUS TEORI TERJADINYA BUMI
Berikut beberapa hipotesis atau
teori tentang dari mana asal kehidupan di Bumi :
1. Hidup dari Tuhan
Pendapat ini lebih
dikenal dengan paham, Penciptaan Khusus yang mengandung arti bahwa Tuhan
langsung turun tangan. Ilmuwan Tidak menolak anggapan ini, tetapi semacam itu
diluar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Pendapat ini dikenal dengan sebutan
Teori Transedental , yang berpendapat bahwa semua ciptaan dari sisi “Religi “
adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan itu luar jangkauan sains.
Teori Asal-usul
Kehidupan di Bumi
· Teori Kosmozoa
Teori ini menerangkan
adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari
dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang
jatuh.
· Teori Pfluger
Teori ini menyatakan
bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu
mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa
tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk
zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
· Teori Moore
Teori ini menyatakan
bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari bahan anorganik
pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam
larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah
hidup.
· Teori Allen
Teori ini menyatakan
bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang, beberapa
reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat
besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi
antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di
muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma
benda hidup.
· Teori Transendental
Teori ini merupakan
jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau
Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
Perubahan secara
bertahap dari semua makhluk hidup itu, terjadi perlahan dan terus – menerus dan
disebut dengan evolusi. Evolusi yang terjadi di bumi ini tidak berlangsung
secara cepat tapi bertahun – tahun dan sampai sekarang kehidupan dibumi
berlangsung Dibawah ini adalah beberapa Zaman asal mula kehidupan dibumi bumi :
1. Era arkea /archean
(4600-2500 juta tahun)
Pada era arkean bumi
terbentuk melalui proses evolusi biokimiawi yang selanjutnya proses tersebut
menghasilkan sel pertama dan menghasilkann organisme pertama.
2. Era
proteozoikum/proterozoic (2500-544 juta tahun)
Pada era ini bumi
terbentuk melalui sel prokarya, lalu sel prokarya menghasilkan bakteri
penghasil oksigen yg berguna bagi seluruh kehidupan manusia.Selain itu bumi
juga terbentuk melelui sel eukaryota
pertama yg mengahasilkan protista yg terbagi menjadi ;profita,protozoa,hewan
overtabrata muncul.
3. Era
Palezoikum/paleozoic (544-250 juta tahun)
Pada zaman ini muncul
hewan hewan bertulang belakang seperti arthropoda, vertebrata. contoh : ikan,
reptil dan fungi
4. Era
Mesozoikum/mesozoic (250-60 juta tahun)
Pada zaman ini muncul
hewan – hewan dinosaurus kecil lalu besar dan lama kelaman pada zaman ini semua
hewan dinosaurus punah
5. Era
senozoikum/cenozoic (65 juta tahun)
Pada zaman ini mulai
muncul mamalia kecil dan tak lama muncul mamalia besar . dan pada eara ini
muncul hewan primata seperti monyet ,karena monyet merupakan nenek moyang
manusia yg disebut manusia purba lalu muncul manusia pertama dan muncul manusia
modern.
D.ANALISIS
Bahwa Asal mula
kehidupan itu sampai sekarang masih diperdebatkan dan belum diketahui dengan
pasti dari mana dan kapan evolusi kehidupan telah ada.
ü Kehidupan telah menciptakan peradaban baru
bagi makhluk hidup.
ü Kehidupan sangat diperlukan makhluk hidup
untuk melestarikan jenisnya.
ü Semua makhluk hidup mengalami Evolusi dari
masa ke
masa.
E.REFERENSI