EVOLUSI
A. Pendahuluan
Evolusi adalah merupakan kata yang
berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan atau membuka lapisan,
kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti
perkembangan secara bertahap artinya bahwa evolusi adalah perubahan secara
bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu
individu/spesies yang menghasilkan perkembangan spesies baru.Pada teori evolusi
berpendapat bahwa terjadi perubahan pada makhluk hidup menyimpang dari struktur
awal dalam jumlah yang banyak beraneka ragam dan kemudian menyebabkan
terjadinya dua kemungkinan. Yang pertama adalah makhluk hidup yang berubah akan
mampu bertahan hidup dan tidak punah disebut juga dengan istilah evolusi
progresif, sedangkan kemungkinan/opsi yang kedua adalah makhluk hidup yang
berubah/berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan akhirnya punah atau disebut
dengan evolusi regresif.
B. Teori
1.
Pengertian Evolusi pada Makhluk Hidup
Evolusi
(dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh
gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada
spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi
didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang
berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum
dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih
berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini.[1][2] Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi
perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan
seleksi alam.[3] Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic
Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada
frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas
apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi.Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam
kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang
substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan
spesies yang baru.[4] Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu
dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal
berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara
perlahan ini.[1]
Dokumentasi
fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan
biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang
menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati
organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad
ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu.[5][6] Namun, mekanisme yang
mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859
oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail
teori evolusi melalui seleksi alam.[7] Karya Darwin dengan segera diikuti oleh
penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.[8][9][10][11] Pada tahun 1930,
teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk
sintesis evolusi modern,[12] yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan
mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini
mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal
ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan
secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.[9][10][13]Meskipun
teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya
biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun, Darwin adalah
ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan
menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi
yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains
sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.[14]
2.
Perubahan pada Makhluk Hidup
a.
Pengertian Kelangsungan Hidup
Kita
ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang mampu bertahan
hidup tanpa mengalami kematian, karena setiap makhluk hidup memiliki waktu
kehidupan atau umur yang terbatas. Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama
daripada umur pohon jagung. Bagaimanapun sempurnanya perawatan suatu tanaman,
jika tanaman tersebut telah mencapai batas usia maksimal maka akan mati. Pada
pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan segera mati. Namun, jika
kamu amati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya mati, pohon pisang
tersebut menumbuhkan tunas baru pada bagian bonggolnya. Tumbuhnya tunas tersebut mengakibatkan tanaman pisang tetap terjaga
kelangsungan hidupnya, meskipun induk pohon pisang telah mati. Pertumbuhan
pohon pisang silih berganti secara alamiah. Hal tersebut tentunya juga terjadi
pada makhluk hidup lain termasuk hewan dan manusia. Setiap
jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari
makhluk hidup sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan
lingkungan. Jika makhluk yang hidup pada zaman dulu tidak mampu bertahan dalam
kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk hidup itu akan punah seperti
dinosaurus. Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi
terhadap lingkungan, seleksi alam, dan perkembangbiakan.
1. Adaptasi
Adaptasi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan
cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah
laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut,
ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
2. Seleksi Alam
Dalam
kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam berarti segala
sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan
makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan
oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai
musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.
3. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan
makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila
tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu perkebunan
terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan
menjadi mandul dan tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina.
Ketidakmampuan
belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut
punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena
tidak mampu berkembang biak.Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang
biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak
tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya.
3. Contoh Makhluk Hidup
yang mengalami Evolusi
Bagian
tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan karakternya karena
pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup selalu atau sering
digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai untuk
digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah
atau jarang digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian
tubuh yang telah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya
dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang telah
beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda dengan aslinya.
Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat perolehan.
Sifat
perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke
generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup
yang lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal
dengan use and disuse.Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah.
Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika
terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat
memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena
sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah
tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu
leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah
sekarang berleher panjang.
c. Analisis
Dari
penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa,manusia itu berevolusi namun itu ada
yang menciptakan,sedangkan menurut teori darwin bahwanya manusia itu berasal
dari satu sel dan itu secara kebetulan dan mempunyai nenek moyang dari kera,dan
terjadi evolusi ke manusia karna manusia tersebut tidak jadi beradaptasi dengan
lingkunganya,sedanagkan dari sisi agamis manusia itu ada karna ada yang
menciptakanya yakni sang pencipta allah swt.Dan pada dasarnya fakta yang di
yakini sampai saat ini adalah teori penciptaan dan alamiah(biologi) sedangkan
pada teori evolusi darwin masi banyak pertanyaaan sebab teorinya banyak di
protes oleh berbagai ilmuwan. Pada hal untuk seleksi alam sendiri itu memungkinkan,
sebab untuk bertahan hidup maka mahluk hidup harus beradaptasi dengan
lingkungan.
D. Referensi
0 comments:
Post a Comment